logo loading

Green News

BRIN: Indonesia Terancam Krisis Air, Cuaca Ekstrem Hingga Pulau Hilang

Krisis air bersih, cuaca ekstrem, dan pulau hilang merupakan dampak perubahan iklim

 Jumat, 26 Juli 2024

Krisis air bersih, cuaca ekstrem, dan pulau hilang merupakan dampak perubahan iklim (pexels/Jens Johnsson)


BRIN: Indonesia Terancam Krisis Air, Cuaca Ekstrem Hingga Pulau Hilang 

Jakarta. Hey Gen Z! Simak nih temuan terbaru dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Peneliti BRIN mengatakan, kita semua harus siap untuk menghadapi dampak perubahan iklim terhadap kebutuhan dasar kita sebagai manusia yakni sumber daya air. 

"Kita menghadapi krisis air bersih, krisis pangan, hingga cuaca ekstrem yang semakin tidak terprediksi," ungkap Wakil Kepala BRIN, Amarulla Octavian, mengutip situs BRIN

Amarulla menambahkan, dampak perubahan iklim terhadap sumber daya air diantaranya meliputi krisis air bersih perkotaan, krisis pangan, meningkatnya frekuensi penyakit, perubahan pola curah hujan dan kerawanan bencana.

Data BRIN menunjukkan pada periode 2010-2017, terjadi peningkatan 887 kejadian bencana hidrometeorologi dengan bencana iklim hidrologi antara lain banjir, longsor, kekeringan, angin puting beliung, kebakaran hutan, gelombang pasang dan abrasi

Profesor Riset Bidang Meteorologi BRIN, Eddy Hermawan, menambahkan, perubahan iklim telah berdampak pada meningkatnya permukaan air laut. Pada tahun 2010 permukaan air laut telah meningkat sebanyak 0,4 meter danberdampak pada hilangnya daratan seluas 7.408 km2. 

Diperkirakan pada tahun 2050 permukaan air laut akan meningkat sebanyak 0.56 meter yang akan menyebabkan hilangnya luas daratan Indonesia sekitar 30.120 km2. 

Eddy menambahkan, diperkirakan pada tahun 2100 Indonesia akan kehilangan 115 pulau-pulau berukuran sedang yang berada di Provinsi Sumatera Utara hingga ke Papua Barat.

‘Dampak perubahan iklim tidak terbatas pada keberlangsungan sumber daya air semata, melainkan pada penentuan kalender tanam, hilangnya pulau-pulau kecil, banjir dan lain sebagainya,’’ ujarnya.

Bayangkan, Indonesia bisa kehilangan ribuan kilometer persegi daratannya dalam beberapa dekade ke depan!

Peneliti Ahli Utama Pengelolaan DAS, Pusat Riset Limnologi dan Sumber Daya Air BRIN, Irfan Budi Pramono mengatakan Solusi Berbasis Alam (Nature Based Solutions) mempunyai potensi yang besar untuk mengatasi masalah sumber daya air seiring dengan perubahan iklim. Di mana paradigma pengaturan air yang semula dari ‘mengalirkan’ menjadi ‘meresapkan’.   


Wartawan : Akshara Abraham

Penulis : Dessy Rosalina

Komentar


Prabowo: kelapa sawit bukan deforestasi

1-31 Januari 2025