Green News
Biang Kerok Harga Pangan Naik di Mana-mana: Perubahan Iklim
Perubahan iklim diyakini mendorong inflasi yang membuat rata-rata harga pangan naik 3,2 persen per tahun.
Jumat, 29 Maret 2024
Perubahan iklim, khususnya kenaikan suhu, menjadi biang kerok kenaikan harga pangan di mana-mana. (PEXELS/Min An).
Denpasar. Perubahan iklim, khususnya kenaikan suhu, menjadi biang kerok kenaikan pangan">harga pangan di mana-mana. Studi di Jerman melaporkan rata-rata kenaikan pangan">harga pangan sebesar 3,2% per tahun.
Mengutip the Conversation, Kamis (28/3), seiring dengan memburuknya perubahan iklim, inflasi harga ini akan mengakibatkan semakin banyak orang di dunia yang tidak memiliki pola makan yang bervariasi dan sehat atau kekurangan bahan pangan.
Analisis terbaru menunjukkan bahwa pemanasan global bisa mengakibatkan inflasi pangan">harga pangan meningkat antara 0,9 dan 3,2 poin persentase per tahun pada 2035. Pemanasan global yang sama akan mengakibatkan kenaikan inflasi.
Baca juga:
Sabah Malaysia Dilanda Kekeringan
Maka dari itu, proporsi yang lebih besar dari pendapatan rumah tangga perlu digunakan untuk membeli makanan. Efek ini akan dirasakan di seluruh dunia, baik oleh negara berpenghasilan tinggi maupun rendah.
Parahnya, efek ini akan paling terasa di wilayah selatan. Seperti, Afrika akan menjadi yang paling terdampak. Padahal, kontribusi Afrika terhadap perubahan iklim termasuk rendah.
Lebih lanjut, penelitian terkait ketahanan pangan di Ghana, Afrika Barat, memberikan gambaran tentang dampak dari inflasi harga dalam praktiknya.
Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (Intergovernmental Panel on Climate Change/IPCCC) menjabarkan Afrika Barat sebagai ‘hotspot’ perubahan iklim, dengan model yang memprediksi kenaikan suhu yang ekstrem dan curah hujan yang berkurang.
Dengan lebih dari setengah jumlah populasi yang secara langsung bergantung pada pertanian tadah hujan, Ghana sangat rentan terhadap perubahan iklim.
Wartawan : Ronatal Siahaan
Penulis : Gungsri Adisri
1-31 Januari 2025
Komentar