Green Lifestyle
Apa Pentingnya Gerakan Earth Hour Sih?
Earth hour akan dilaksanakan malam ini, Sabtu (23/3), pukul 20.30-21.30 waktu setempat.
Sabtu, 23 Maret 2024
Ilustrasi. Earth hour akan dilaksanakan malam ini, Sabtu (23/3), pukul 20.30-21.30 waktu setempat.
Denpasar. Mungkin sebagian dari kita mempertanyakan apa pentingnya gerakan earth hour. Atau, seberapa besar sih dampak dari pemadaman lampu selama satu jam yang dilakukan hanya satu kali dalam setahun?
Mengutip projectplanetid.com, Rabu (20/3), gerakan earth hour yang lahir di Sydney, Australia, pada 2007 silam lahir menjadi gerakan global yang diikuti lebih dari 190 negara di dunia.
Gerakan ini menjadi gerakan akar rumput terbesar di dunia dan konsisten dirayakan hingga hari ini. Gerakan kolektif ini juga ditujukan untuk menciptakan solusi terhadap permasalahan lingkungan dan setiap orang mempunyai peran penting.
Baca juga:
10 Fakta Menarik Mengenai Gerakan Earth Hour
Gerakan ini mengajak individu, komunitas, serta pebisnis bukan sekadar mematikan lampu selama satu jam. Tetapi juga, untuk lebih peduli dengan kelangsungan planet bumi, lingkungan, dan perubahan iklim.
Jangan heran, earth hour kini telah melampaui aksi simbolis mematikan lampu. Tetapi juga, katalisator dampak positif terhadap lingkungan, mendorong perubahan legislatif besar-besaran di banyak negara.
Studi Energy Research and Social Science pada 2014 menuliskan pemadaman lampu selama satu jam memangkas penggunaan listrik yang menghasilkan 274 pengamatan perubahan permintaan listrik di 10 negara selama enam tahun sejak earth hour lahir.
Jumlahnya mungkin tidak seberapa dibandingkan banyaknya karbon yang dilepaskan dari penggunaan listrik sehari-hari. Namun, earth hour tidak bertujuan untuk mengurangi emisi karbon. Sebaliknya, earth hour hanya lah gerakan simbolis.
Lebih dari itu, earth hour mendorong masyarakat, perusahaan, dan pemerintah untuk mengambil tanggung jawab atas solusi permasalahan lingkungan. Contoh, pada 2012, Rusia mengesahkan undang-undang untuk lebih melindungi laut dari polusi minyak.
Selanjutnya, pada 2014, Kepulauan Galapagos menjadi provinsi pertama di Ekuador yang melarang penggunaan kantong plastik dan kemasan sekali pakai lainnya. Hal tersebut menunjukkan berdampak dan kuatnya ketika orang-orang bersatu bersuara mengambil tindakan nyata.
Wartawan : Hanna Patricia M Lubis
Penulis : Gungsri Adisri
Komentar