logo loading

Green News

Anggrek Langka Sangat Terancam, Menuju Punah?

Populasi Dendrodium Capra JJ Smith atau Anggrek Larat Hijau terus menurun.

 Jumat, 29 Maret 2024

Jakarta. Anggrek langka Dendrobium Capra J J Smith masuk dalam daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN) dengan status terancam punah. Padahal, anggrek langka merupakan tumbuhan endemik dari dataran rendah Jawa Timur yang dikenal sebagai Anggrek Larat Hijau.

Anggrek langka ini memiliki panjang batang 40 cm dan tumbuh baik di 50-80 meter di atas permukaan laut (mdpl) hingga ketinggian 800 mdpl. Anggrek ini terancam punah karena kerusakan habitat alaminya.

Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Destario Metusala mengatakan spesies ini mempunyai kehidupan epifit yang beradaptasi dengan habitat kering di dataran rendah perkebunan jati. Karenanya, spesies ini terancam kegiatan pemanenan kayu pohon jati.

Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi BRIN Trimanto melakukan riset populasi anggrek langka itu. “Dari hasil survei, ditemukan 215 individu D Caprta pada perkebunan jati Perhutani di Bojonegoro, Jawa Timur,” ujarnya, dikutip Kamis (28/3).

Jumlah itu, sambung Trimanto, lebih sedikit dari yang dilaporkan, yaitu 248 individu pada studi observasi sebelumnya, yaitu pada 2008 silam. “Hal itu terjadi mungkin karena pohon jati yang usianya sudah tua dan menjadi tempat hidupnya D Capra selama ini mengalami penebangan,” imbuhnya.

Anggrek langka D Capra berbunga pada akhir musim kemarau, yaitu pada Agustus dan Desember. Masa mekar sempurnanya sekitar 12-14 hari dan matang secara fisiologis. Sementara, proses perkembangan buah membutuhkan waktu 75 hari sejak pembuahan.

Adapun, jumlah individu D Capra terbanyak terdapat di RPH Dodol, yaitu 155 individu. 23 di antaranya dikategorikan sebagai individu dewasa. Sementara, di RPH Sukun ada 43 individu, tanpa satu pun individu yang dapat dikategorikan sebagai individu dewasa.

Kemudian, di RPH Sugihan terdapat hanya 17 individu, delapan individu dewasa. Faktor keberadaan individu dewasa D Capra yang jumlahnya di bawah 50 inilah yang menjadi faktor utama anggrek langka disebut sebagai spesies sangat terancam.

Trimanto menyimpulkan status konservasi D Capra berada pada kategori punah hingga kritis. Hal itu juga terlihat dari menurunnya jumlah populasi spesies ini dari tahun ke tahun. Selain karena penebangan pohon jati yang menjadi rumah anggrek, penurunan spesies tersebut juga dikarenakan eksploitasi anggrek sebagai barang komersial.

Peneliti Ahli Muda Pusat Riset Botani Terapan BRIN Melisnawati H Angio menyebut D Capra hanya tersebar di Jawa Timur dengan jangkauan terbatas. Dengan populasi yang terancam, ia menyarankan D Capra butuh konservasi yang komprehensif.

“Sebagai bagian dari program konservasi anggrek terancam punah dataran rendah Pulau Jawa, tanaman ini telah dikumpulkan sebagai koleksi ex-situ di Kawasan Konservasi Ilmiah (KKI) Kebun Raya Purwodadi BRIN,” tandasnya.


Wartawan : Akshara Abraham

Penulis : Gungsri Adisri

Komentar

Terpopuler