Denpasar. Hampir lebih dari 40% kelompok Gen Z atau kelompok yang lahir pada 1995-2005 dan kelompok Milenial yang lahir pada 1983-1994 mengaku siap untuk meninggalkan pekerjaan lama mereka demi mengurangi dampak perubahan iklim.

Sebagai gantinya, mereka lebih tertarik untuk bekerja dan berkarir yang mendukung upaya melawan perubahan iklim.

Deloitte telah melakukan survei, terdapat 22.800 responden gen Z dan milenial yang tersebar di 44 negara, yaitu Amerika Utara, Amerika Latin, Eropa Barat, Timur Eropa, Timur Tengah, Afrika, dan Asia-Pasifik.

86% Gen Z dan 89% generasi Milenial memiliki tujuan penting bagi kepuasan dan kesejahteraan secara keseluruhan. Sedangkan, setengah dari Gen Z dan lebih dari 40% generasi Milenial menolak tugas atau proyek berdasarkan keinginan pribadi dengan alasan dampak negatif bagi lingkungan.

Meskipun Gen Z dan Milenial sangat memprioritaskan tujuan hidup, survei ini menemukan bahwa mereka juga semakin khawatir terhadap perubahan iklim dan merasa bahwa kelestarian lingkungan adalah hal utama yang dapat mereka lakukan untuk memberikan dampak.

62% Gen Z dan 59% Milenial melaporkan bahwa mereka merasa khawatir terhadap perubahan iklim selama sebulan terakhir. Selain itu, 57% Gen Z dan 56% Milenial melaporkan bahwa mereka mempunyai pengaruh dalam melindungi lingkungan, persentase tertinggi dilaporkan untuk isu-isu sosial.

46% Gen Z dan 42% Milenial mengatakan bahwa mereka telah atau berencana untuk berganti pekerjaan atau industri karena masalah dampak lingkungan. Demikian pula, 59% dan 62% responden Generasi Z dan Milenial mengatakan bahwa mereka meneliti dampak dan kebijakan lingkungan perusahaan sebelum menerima pekerjaan.

Survei ini menyoroti beberapa bidang utama yang responden ingin perusahaan mereka investasikan untuk melawan perubahan iklim.

Di antaranya, mendidik dan melatih karyawan tentang cara menjadi lebih berkelanjutan, memberikan subsidi karyawan untuk pilihan yang berkelanjutan, dan merenovasi lokasi kantor agar lebih ramah lingkungan.