Denpasar. Penyanyi asal Amerika Serikat, Taylor Swift dikecam karena sering menggunakan jet pribadi untuk terbang untuk mengunjungi pacarnya, atlet NFL, Travis Kelce. Swift menghasilkan sekitar 138 ton emisi karbon dioksida (CO2) untuk bolak-balik dari Nashville, Tennessee, ke Kansas City, Missouri hanya dalam dua bulan terakhir. 

Menurut laporan dari Yard, situs web yang melacak penggunaan jet selebriti, penerbangan Swift rata-rata mencapai 17,3 menit di udara. Setiap perjalanannya menghasilkan1,6 ton emisi CO2.

Dampak lingkungan dari penggunaan jet Swift pun mendapat kritik dari beberapa penggemar dan kelompok lingkungan. "Mengecewakan melihat seseorang seperti Taylor Swift, yang begitu dicintai jutaan orang, memberikan contoh buruk dalam hal perubahan iklim," ujar John Smith, Juru Bicara Sierra Club, seperti dilansir Newsweek, Senin (4/3). 

Ia menegaskan, jet pribadi adalah salah satu bentuk transportasi paling intensif karbon.Penggunaannya oleh selebritas seperti Swift, menurut dia, akan semakin memperburuk krisis iklim. 

Swift belum berkomentar secara terbuka terkait kritik yang dia terima atas penggunaan jetnya. Kendati demikian, dia baru-baru ini menjual salah satu jet pribadinya, yakni Dassault Falcon 7X. 

Tidak jelas apakah penjualan ini dimotivasi oleh masalah lingkungan atau faktor lain. Penggunaan jet pribadi oleh selebriti menjadi perhatian karena mereka adalah sumber utama emisi gas rumah kaca. 

Menurut sebuah studi oleh Dewan Internasional untuk Transportasi Bersih, jet pribadi memancarkan CO2 hingga 10 kali lebih banyak per penumpang daripada maskapai komersial.

Dalam beberapa tahun terakhir, telah ada gerakan yang berkembang menyerukan selebritas untuk mengurangi penggunaan jet pribadi mereka. Beberapa selebritas, seperti Leonardo DiCaprio dan Mark Ruffalo, telah berjanji untuk mengimbangi emisi karbon mereka dari kegiatan terbang.