Green Culture
Studi: Pangan Berkelanjutan Beri Manfaat US$10 Triliun per Tahun
Jumat, 02 Februari 2024
Studi mengungkap peralihan menuju sistem pangan berkelanjutan dapat memberi manfaat 10 triliun dolar AS di samping meningkatkan kesehatan manusia dan meringankan krisis iklim. (PEXELS/Jane Doan).
Denpasar. Studi ekonomi mengungkap peralihan menuju sistem pangan berkelanjutan dapat memberikan manfaat hingga 10 triliun dolar AS per tahun. Selain itu juga dapat meningkatkan kesehatan manusia dan meringankan krisis iklim.
Menurut studi tersebut, seperti dilansir Guardian, Senin (29/1), sistem pangan yang ada saat ini menghancurkan lebih banyak nilai daripada yang dihasilkannya karena biaya masalah lingkungan dan medis yang tersembunyi di belakangan.
Sistem pangan saat ini disebut mendorong sepertiga emisi gas rumah kaca (GRK) global, sehingga pemanasan global diperkirakan mencapai 2,7 celcius pada akhir abad ini. Hal ini memicu cuaca ekstrem dan kerusakan lebih besar pada hasil tani.
Tidak cuma itu, kerawanan pangan juga memberi beban pada sistem medis. Studi memprediksi pendekatan saat ini akan mengakibatkan 640 juta orang mengalami kekurangan berat badan pada 2050. Sementara, kasus obesitas naik 70 persen.
Johan Rockstrom dari Potsdam Institute for Climate Impact Research sekaligus salah satu penulis studi tersebut mengungkapkan sistem pangan global memegang kendali pada masa depan umat manusia di bumi.
Studi tersebut mengusulkan peralihan subsidi dan insentif pajak dari monokultur skala besar yang merusak dikarenakan pupuk, pestisida dan penebangan hutan. Sebaliknya, insentif diarahkan kepada petani kecil yang dapat menyerap karbon lebih banyak.
Usulan lainnya, perubahan pola makan masyarakat untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi emisi. Dengan begitu, kerawanan pangan bisa ditekan dan kekurangan gizi dapat diberantas pada 2050 nanti. Termasuk juga mengurang risiko kematian dini pada 174 juta orang.
Dampak positif lainnya, yakni 400 juta pekerja di sektor pertanian dapat memperoleh penghasilan yang cukup. Transisi ke sistem pangan berkelanjutan juga diyakini akan membantu membatasi pemanasan global hingga 1,5 celcius dan mengurangi separuh limpasan nitrogen.
Studi ini dibuat oleh Komisi Ekonomi Sistem Pangan yang dibentuk oleh Potsdam Institute, Koalisi Pangan dan Tata Guna Lahan, serta EAT, koalisi sistem pangan holistik dari Pusat Ketahanan Stockholm.
Adapula, Wellcome Trust dan Strawberry Foundation, termasuk mitra akademisnya Universitas Oxford dan London School of Economics.
Wartawan : Gungsri Adisri
Komentar