logo loading

Green Lifestyle

Polusi Udara Ternyata Bisa Bikin Kita Obesitas

Sebuah tinjauan ilmiah besar menunjukkan bahwa polusi bahan kimia, termasuk polusi udara telah meningkatkan epidemi obesitas global.

 Rabu, 17 Juli 2024

Ilustrasi. Sejumlah penelitian menunjukkan ada hubungana antara polusi udara dan obesitas.


Jakarta. "Gw makan angin aja gendut." Kalimat yang selama ini kita anggap sebagai bercandaan, ternyata bisa jadi benar. Meski memang bukan angin penyebabnya, tetapi polusi udara yang kita hirup. 

Mengutip The Guardian, sebuah tinjauan ilmiah besar menunjukkan bahwa polusi bahan kimia di lingkungan besar meningkatkan epidemi obesitas global. Penelitian bahkan menunjukkan bahwa dampak kimia dari polusi yang meningkatkan berat badan dapat diturunkan dari generasi ke generai dengan mengubah cara kerja gen. 

Polutan yang disebutkan oleh para peneliti sebagai penyebab meningkatnya obesitas termasuk bisphenol A (BPA), yang banyak ditambahkan ke plastik, serta beberapa pestisida, penghambat api, serta  polusi udara.

Gagasan bahwa racun yang disebut “obesogen” dapat memengaruhi cara tubuh mengendalikan berat badan memang  belum menjadi bagian dari pengobatan umum. Namun, puluhan ilmuwan yang melakukan kajian tersebut berpendapat bahwa bukti yang ada sekarang sudah begitu kuat sehingga seharusnya demikian.

Bagaimana Polusi Menyebabkan Obesitas?

Polusi dari kendaraan bermotor dan asap rokok berbentuk partikel kecil yang mengganggu dan menyebabkan peradangan luas sehingga mengganggu kemampuan tubuh membakar energi. Meski dampak jangka pendeknya minim, tapi secara akumulatif sepanjang hidup, cukup untuk menyebabkan penyakit serius – selain penyakit pernapasan yang biasanya terkait asap.

“Kita baru mulai memahami bahwa dampak dari sirkulasi polusi udara dalam tubuh bisa berpengaruh lebih dari sekadar paru-paru,” kata Hong Chen, peneliti di Public Health Ontario dan Institute of Clinical Evaluative Sciences di Canada, seperti dikutup dari BBC.

Obesitas global telah meningkat tiga kali lipat sejak tahun 1975. Lbih banyak orang yang mengalami obesitas atau kelebihan berat badan dibandingkan dengan kekurangan berat badan. Angka ini terus meningkat di setiap negara yang diteliti. Hampir 2 miliar orang dewasa kini mengalami kelebihan berat badan dan 40 juta anak balita mengalami obesitas atau kelebihan berat badan.

“Fokus orang-orang klinis adalah pada kalori – jika Anda mengonsumsi lebih banyak kalori, Anda akan menjadi lebih gemuk,” kata Dr Jerrold Heindel, penulis utama salah satu dari tiga makalah ulasan, dan sebelumnya di Institut Nasional AS. Ilmu Kesehatan Lingkungan.

Namun, peneliti melihat, bukan hanya itu saja faktanya. Ada faktor lain yang membuat obesitas terus meningkat. "Pertanyaan sebenarnya adalah mengapa orang makan lebih banyak? Paradigma obesogenik berfokus pada hal tersebut dan memberikan data yang menunjukkan bahwa bahan kimia inilah yang dapat melakukan hal tersebut.”

 


Wartawan : Asmaraloka Amerta

Penulis : Asmaraloka Amerta

Komentar

Terpopuler