Denpasar. Kekerasan yang dialami anak-anak, meliputi pelecehan seksual, kekerasan fisik, dan penelantaran, dinilai menjadi penyebab masalah kesehatan mental utama di Australia.

Penelitian mengungkap bahwa 40% dari kondisi kesehatan mental, seperti kecemasan, depresi, penyalahgunaan narkoba, menyakiti diri sendiri dan upaya bunuh diri, berakar pada pengalaman traumatis awal anak-anak.

Berdasarkan data penelitian, 41% upaya bunuh diri di Australia dan 35% insiden melukai diri sendiri dipicu karena penganiayaan yang dialami korban saat masa kanak-kanak. Selain itu, penyakit mental tersebut juga bertanggung jawab terhadap 21% masalah depresi warga Australia.

Studi juga mengungkap dampak trauma yang parah dapat bertahan lama. Karenanya, laporan dari studi menyoroti perlunya tindakan pencegahan dan komprehensif segera, baik di tingkat individu maupun komunitas.

Analisis lebih lanjut juga mengungkap tanpa penganiayaan pada masa kanak-kanak, setidaknya berpotensi mencegah lebih dari 1,8 juta kasus depresi, kecemasan, dan gangguan penyalahgunaan narkoba.

Kumpulan data penelitian ini mencakup kontribusi dari Australian Child Maltreatment Study dan Australian National Study of Mental Health and Wellbeing seperti diungkap earth.com, Kamis (16/5).

Diketahui, bunuh diri adalah penyebab kematian utama di kalangan generasi muda di Australia. Lebih dari separuh warga Australia mengaku pernah mengalami penganiayaan di masa mudahnya dan menunjukkan permasalahan ini tersebar luas.

Lucinda Grummit dari Matilda Centre University Sydney mendesak intervensi melalui kebijakan. "Mendesak berinvestasi dalam pencegahan, tidak hanya memberi dukungan individu kepada anak-anak dan keluarga, tetapi juga kebijakan yang lebih luas untuk mengurangi stres yang dialami keluarga," imbuh dia.

Kebijakan, sambung dia, berpotensi mencegah jutaan kasus gangguan mental di seluruh Australia. Termasuk kebijakan mengingkatkan kesejahteraan generasi saat ini untuk melindungi generasi mendatang dari penganiayaan anak.