logo loading

Green News

Jokowi: Too Much Water Maupun Too Little Water, Keduanya Jadi Masalah

Jokowi menegaskan tata kelola air yang bermasalah dapat memicu perang dan menjadi sumber bencana.

 Selasa, 21 Mei 2024

Presiden Jokowi menyebut tata kelola air yang bermasalah dapat memicu perang dan menjadi sumber bencana. (Media Center WWF 2024/Fikri Yusuf).


Denpasar. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan pentingnya peran air dalam kehidupan manusia. Tata kelola air yang bermasalah, selain dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi, juga berpotensi memicu perang dan menjadi sumber bencana.

"Too much water maupun too little water, keduanya dapat menjadi masalah bagi dunia," ujarnya saat membuka Pertemuan Tingkat Tinggi World Water Forum ke-10 di Bali, Senin (20/5).

Dalam 10 tahun terakhir, ia menjelaskan, Indonesia memperkuat infrastruktur air dengan membangun 42 bendungan, 1,18 juta hektare (Ha) jaringan irigasi, 2.156 kilometer pengendali banjir dan pengamanan pantai, dan merehabilitasi 4,3 juta Ha jaringan irigasi.

Indonesia, lanjut Jokowi, juga telah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung di Waduk Cirata, sehingga didapuk sebagai PLTS terapung terbesar se-Asia Tenggara.

WWF 2024, menurut Jokowi, menjadi forum sangat strategis untuk merevitalisasi aksi nyata dan komitmen bersama dalam mewujudkan manajemen sumber daya air terintegrasi.

Karenanya, tiga hal yang didorong Indonesia, yaitu meningkatkan prinsip solidaritas dan inklusivitas untuk mencapai solusi bersama, terutama bagi negara-negara pulau kecil, termasuk mereka yang mengalami kelangkaan air.

Kemudian, mendorong pemberdayaan hydro-diplomacy untuk kerja sama konkret dan inovatif, menjauhi persaingan dalam pengelolaan sumber daya air lintas batas. Bagi Indonesia, memperkuat political leadership merupkan kunci sukses berbagai kerja sama menuju ketahanan air berkelanjutan.

Pada kesempatan itu, Jokowi juga mengungkapkan empat inisiatif baru yang diusung oleh Indonesia, yaitu penetapan World Lake Day, pendirian Center of Excellence di Asia Pasifik, tata kelola air berkelanjutan di negara pulau kecil, dan penggalangan proyek-proyek air.

"Karena air bukan sekadar produk alam, tetapi merupakan produk kolaborasi yang mempersatukan kita, sehingga butuh upaya bersama untuk menjaganya," tandasnya.


Wartawan : Gungsri Adisri

Penulis : Gungsri Adisri

Komentar

Terpopuler