logo loading

Green News

Jerman Menyetujui Subsidi US$ 17 Miliar untuk Peralihan Pembangkit Listrik Gas ke Hidrogen

 Jumat, 09 Februari 2024

Jerman sepakat untuk menghilangkan hambatan dalam pembangunan elektroliser untuk memisahkan hidrogen dari air. Foto ilustrasi: un.org


Berlin. Setelah mendapatkan tekanan dari industri, Pemerintah Jerman menyetujui rencana subsidi sebesar sebesar US$ 17 miliar untuk pembangkit listrik tenaga gas yang dapat beralih ke hidrogen. Mengacu pemberitaan Reuters, langkah itu sebagai bagian dari upaya untuk mempercepat transisi menuju generasi rendah karbon.

Para pelaku industri yang tidak sabar telah menekan Pemerintah Jerman untuk segera memberikan rincian subsidi. Tekanan itu muncul menyusul janji Berlin tahun lalu untuk mengandalkan hidrogen dengan beralih dari sumber energi dari gas maupun batu bara.

Dukungan negara bagi perusahaan-perusahaan untuk membangun dan mengoperasikan pembangkit listrik tenaga gas berbahan bakar hidrogen di masa depan akan berjumlah sekitar Є 16 miliar euro (US$ 17 miliar). "Termasuk subsidi modal dan operasional," kata dua sumber koalisi kepada Reuters, Senin (5/2).

Kementerian Perekonomian Jerman mengatakan rencana transisi hidrogen harus disusun pada tahun 2032. Tujuan Berlin agar pembangkit listrik dapat sepenuhnya beralih ke hidrogen antara tahun 2035-2040.

Anggota direksi perusahaan listrik EnBW, Georg Stamatelopoulos mengatakan target tender pembangkit listrik gas untuk diubah hidrogen sebesar 10 GW, terlalu rendah kalau pemerintah menginginkan percepatan penghentian pembangkit listrik tenaga batu bara pada tahun 2030. Menurutnya, proses tender yang cepat adalah kunci mengingat proyek semacam itu memakan waktu 6-8 tahun.

Selain dukungan subsidi, Pemerintah Jerman mengatakan desain baru untuk pasar listrik nanti sekaligus mengungkapkan mekanisme kapasitas berbasis pasar. Ketentuan tersebut akan disepakati sekitar pertengahan tahun ini dan beroperasi pada tahun 2028.

Langkah Jerman tersebut untuk mendukung peningkatan energi terbarukan dalam bauran energinya. Semula Berlin dikritik para penggiat lingkungan hidup yang mengkhawatirkan kemungkinan limpahan subsidi ke produksi bahan bakar fosil di tengah keterbatasan kemampuan pembangkit tenaga surya dan angin di negara itu.

Kelompok lingkungan hidup Jerman Deutsche Umwelthilfe mengatakan pembiayaan dan rancangan tender pemerintah masih belum jelas. Selain itu, penerapan teknologi elektroliser juga mahal. Kondisi tersebut mungkin bakal menyebabkan pembangkit listrik tenaga gas yang dibangun tidak dapat dikonversi menjadi hidrogen.

Kanselir Olaf Scholz, Menteri Ekonomi Robert Habeck dan Menteri Keuangan Christian Lindner sebelumnya telah sepakat untuk menghilangkan hambatan dalam pembangunan dan pengoperasian elektroliser. "Yang dapat menggunakan energi terbarukan untuk memisahkan hidrogen dari air," kata Kementerian Perekonomian Jerman.


Komentar

Terpopuler