Green Lifestyle
Dunia Lebih Sunyi Karena Suara Satwa Liar Menghilang
Ilmuwan menggunakan ekokustik untuk mengukur keheningan karena hilangnya habitat dan banyak spesies.
Senin, 22 April 2024
Ilustrasi. Para ilmuwan mengklaim dunia lebih sunyi karena suara satwa liar mulai menghilang seiring dengan kerusakan lingkungan. (Pixabay).
Denpasar. Para ilmuwan mengklaim dunia lebih sunyi karena suara satwa liar menghilang. Suara dunia alam semakin cepat hilang dan akan menjadi ‘foisl akustik’ tanpa tindakan mendesak dalam menghentikan kerusakan lingkungan.
Para ilmuwan yang menggunakan ekokustik untuk mengukur habitat dan spesies mengklaim bahwa keheningan menyebar di ribuan habitat. Planet bumi menyaksikan kerugian luar biasa dalam kepadatan dan keragaman spesies.
Misalnya, panggilan pagi burung, gemerisik mamalia yang melintasi semar belukar, dan dengungan serangga di musim panas. Profesor Universitas Bristol Steve Simpson menilai beberapa ekosistem mengungkapkan ‘kesunyian yang mematikan’.
“Ini merupakan perlombaan melawan waktu, kami baru saja menemukan bahwa mereka menghasilkan suara seperti itu, namun suara itu menghilang,” ujar Simpson seperti dilansir the Guardian, Jumat (19/4).
Sementara itu, Perekam Suara Lingkungan dari Amerika Serikat, Bernie Krause, telah mengambil lebih dari 5.000 jam rekaman dari tujuh benua selama 55 tahun terakhir.
Dia memperkirakan 70% arsipnya berasal dari habitat yang tidak lagi ada. “Perubahannya mendalam dan itu terjadi di mana-mana,” imbuhnya.
Selain itu, Bryan Pijanowski dari Universitas Purdue di AS telah mendengarkan suara alam selama 40 tahun dan mengambil rekaman dari hampir semua jenis ekosistem utama di dunia.
“Suara masa lalu yang telah direkam dan disimpan mewakili suara spesies yang mungkin tidak lagi ada di sini, jadi itu saja yang kita miliki,” tandasnya.
Wartawan : Ronatal Siahaan
Penulis : Gungsri Adisri
Komentar