logo loading

Green News

Duh, Lembaga Penelitian Pertanian Tertua di Inggris ‘Sekarat’

 Sabtu, 17 Februari 2024

Ilustrasi. Rothamsted Research, lembaga penelitian pertanian di Inggris, terancam bubar karena krisis keuangan. (PEXELS/Karol Wisniewski).


Denpasar. Fasilitas riset pertanian utama di Inggris mengalami krisis keuangan. Sebagian pekerjaan mendatang pun terancam terselesaikan.

Rothamsted Research di Harpenden, Hertfordshire, merupakan salah satu institusi riset pertanian tertua di dunia, yang didirikan pada 1843. Kontribusi lembaga riset ini telah diakui dalam mencegah kegagalan panen di seluruh dunia.

Mengutip the Guardian, Rabu (14/2), surat dari Direktur Rothamsted Angela Karp memperingatkan kepada staf bahwa mereka perlu menunda pekerjaan ‘non-esensial’, mengumumkan penundaan perekrutan, dan memperingatkan tentang pembekuan gaji.

Para ilmuwan khawatir. Mereka mengaku cemas, mengingat pekerjaan mereka banyak bergantung dari pendanaan. Sekitar 350 ilmuwan dan 60 mahasiswa doktoral bekerja di fasilitas tersebut.

Penelitian mereka meliputi cara agar petani bisa produktif sambil menanam pohon di ladang mereka, mengetahui seberapa banyak karbon yang dapat disimpan oleh tanaman, dan dua jaringan nasional memantau populasi serangga di Inggris.

Pada 2012 silam, Rothamsted mendapat perhatian media ketika sekitar 200 demonstran anti-modifikasi gen menempati situs tersebut memprotes penelitian mereka tentang tanaman gandum yang bertujuan untuk menghalau kutu daun.

Rothamsted memperoleh sebagian besar pendanaannya dalam bentuk hibah inti langsung dari Departemen Penelitian dan Inovasi Inggris (UKRI) dalam siklus lima tahunan.

Dalam dua siklus terakhir, dana untuk lembaga tersebut tidak memasukkan inflasi. Alhasil, selama beberapa tahun terakhir, institut ini merugi, dengan campur tangan pemerintah untuk menambahkan dana.

Ketika Inggris masih menjadi anggota Uni Eropa, Rothamsted juga mendapat manfaat dari dana pembangunan regional Eropa, yang sekarang tidak lagi tersedia. Saat ini, situasinya dianggap sudah mencapai titik krisis, dengan masa depan operasi fasilitas tersebut tidak pasti.

“Saya merasa penting untuk memberitahu staf bahwa setelah awal yang menjanjikan, sayangnya posisi keuangan kami melemah tahun lalu. Meskipun semua upaya kami terus berlanjut, termasuk kesuksesan yang luar biasa dari banyak staf yang dapat kami banggakan, target hibah kami untuk seluruh tahun tidak tercapai sesuai dengan anggaran yang telah kami buat,” terang Karp.


Wartawan : Ronatal Siahaan

Komentar

Terpopuler