Green News
Arkeolog Temukan Mikroplastik pada Peninggalan Purbakala
Temuan mikroplastik pada peninggalan purbakala berpotensi mengubah cara pelestarian peninggalan arkeologi.
Jumat, 29 Maret 2024
Ilustrasi. Arkeolog menemukan mikroplastik dalam sampel tanah peninggalan purbakala untuk pertama kalinya. (PEXELS/Marcus Lange).
Denpasar. Arkeolog menemukan plastik">mikroplastik dalam sampel tanah peninggalan purbakala untuk pertama kalinya. Hal ini berpotensi mengubah cara pelestarian peninggalan arkeologi.
Para peneliti menemukan plastik">mikroplastik dalam endapan tanah sedalam lebih dari 7 meter, yang tersimpan pada abad pertama atau kedua Masehi dan digali pada 1980-an.
Mengutip CNN World, Kamis (28/3), hal ini dinyatakan oleh tim yang dipimpin oleh para peneliti dari York University di Inggris Raya.
Secara keseluruhan, studi ini mengidentifikasi 16 jenis polimer plastik">mikroplastik yang berbeda dalam sampel tanah kontemporer dan yang diarsipkan.
Mikroplastik merupakan potongan-potongan kecil plastik yang tidak lebih besar dari 5 milimeter, seukuran biji wijen. Mikroplastik ini terbentuk ketika plastik yang lebih besar melalui proses kimia atau terkikis menjadi potongan-potongan yang lebih kecil.
Lebih lanjut, para peneliti berpendapat jenis plastik">mikroplastik ini juga lumrah digunakan dalam produk kecantikan hingga sekitar 2020. Perbincangan tentang penyebaran plastik">mikroplastik di sekitar kita telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Ada kekhawatiran terkait dampak plastik">mikroplastik terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Studi terbaru ini juga menunjukkan bahwa plastik">mikroplastik dapat berdampak pada perubahan di seluruh bidang arkeologi.
Meskipun melestarikan peninggalan arkeologi in situ (secara langsung di lokasinya) merupakan pendekatan yang disukai dalam beberapa tahun terakhir, temuan baru ini dapat memicu perubahan pendekatan.
Hal ini disebabkan oleh kontaminasi plastik">mikroplastik yang dapat membahayakan nilai ilmiah dari peninggalan.
Wartawan : Ronatal Siahaan
Penulis : Gungsri Adisri
Komentar