Green Lifestyle
Apa Itu Greenwashing dan Bagaimana Mengenalinya?
Praktek greenwashing kian marak di tengah meningkatnya tren pemasaran ramah lingkungan. Apa itu greenwashing?
Senin, 29 April 2024
Ilustrasi. Gaya hidup berkelanjutan dan ramah lingkungan tumbuh subur seiring dengan meningkatnya kekhawatiran publik terhadap dampak pemanasan global.
Mataram.Pemasaran ramah lingkungan menjadi tren selama beberapa dekade terakhir. Hal ini memicu praktek greenwashing yang perlu diwaspadai.
Apa sebenarnya greenwashing?
Greenwashing merupakan praktek pemasaran yang menjual ide ramah lingkungan, tetapi realisasinya jauh dari itu. Menurut sejarawan Finis Dunaway, greenwashing tumbuh subur dalam budaya konsumerisme. Teknik ini menjadikan pemasaran sarat nuansa politik guna memikat hati para calon konsumen yang sudah lebih sadar lingkungan.
“Konsumerisme ramah lingkungan menjadikan belanja identik dengan politik,” kata sejarawan Finis Dunaway, dilansir dari CNN, Jumat (19/4)
Gaya hidup berkelanjutan dan ramah lingkungan tumbuh subur seiring dengan meningkatnya kekhawatiran publik terhadap dampak pemanasan global. Pasar berkelanjutan dan teknologi hijau diprediksi bakal menghimpun kapitalisasi pasar mencapai US$417 miliar pada tahun 2030 berkat tren ini.
Namun demikian, greenwashing membuat masyarakat mengalami penurunan kepercayaan terhadap klaim berkelanjutan. "Visi ini membuat konsumerisme bersinonim dengan politik, mempersempit kewarganegaraan berbasis lingkungan hidup menjadi sebuah ekspresi pilihan konsumen dan bukan upaya untuk menantang struktur perusahaan atau memperbarui kehidupan masyarakat," kata Dunaway.
Baca juga:
Mau Green Jobs? Indonesia Butuh Banyak Keterampilan
Ciri Greenwashing
Greenwashing ironisnya muncul sebelum masyarakat memiliki kesadaran akan lingkungan hidup yang baik. Istilah ini diciptakan oleh Jay Westerveld, seorang pakar lingkungan hidup pada tahun 1986 sebetulnya sudah tumbuh subur di Amerika sejak tahun 1950-an. Bahkan sebelum masyarakat memiliki kesadaran akan lingkungan hidup yang baik.
Greenwashing juga memiliki beberapa tipe yang membuatnya cukup sulit dikenali. Berikut ini beberapa ciri greenwashing yang perlu kamu waspadai:
1. Klaim Palsu atau Berlebihan
Greenwashing kerap menggemborkan klaim palsu atau berlebihan mengenai aspek berkelanjutan dari produk dan perusahaannya. Upaya daur ulang atau penggunaan sumber energi terbarukan yang menjadi klaim perlu kamu teliti lebih lanjut.
2. Menyembunyikan Informasi Negatif
Selain menggemborkan klaim palsu, perusahaan kerap menyembunyikan informasi negatif seperti penggunaan bahan kimia berbahaya atau proses pengelolaan limbah yang buruk. Dampak negatif produk terhadap lingkungan juga termasuk aspek greenwashing yang harus kamu cermati agar tak terjebak janji aspal marketing produk.
3. Menekankan Aspek Positif Kecil
Fokus berlebihan pada satu aspek ramah lingkungan, seperti daur ulang, sambil mengabaikan masalah lain juga merupakan salah satu ciri greenwashing. Hal ini dilakukan untuk menampilkan citra "hijau" yang tidak mencerminkan realitas praktik perusahaan. Tak jarang, perusahaan juga memanipulasi data untuk menunjukkan kinerja lingkungan yang lebih baik.
4. Penggunaan Gambar dan Bahasa Menyesatkan
Penggunaan gambar alam atau simbol hijau tanpa makna yang relevan, misalnya dengan menggunakan kata-kata "alami", "berkelanjutan", "hijau", "ramah lingkungan" tanpa dasar yang jelas dilakukan untuk menciptakan kesan ramah lingkungan melalui desain produk atau kemasan.
5. Kurangnya Transparansi dan Akuntabilitas
Perusahaan yang melakukan praktik ini kerap menghindari pengungkapan data lingkungan yang penting. Mereka juga suka menolak atau mengabaikan kritik terhadap praktik lingkungan yang telah mereka jalani.
6. Fokus pada Citra daripada Substansi
Lebih peduli dengan citra publik sebagai perusahaan "hijau" daripada praktik nyata sering ditemui dalam praktek greenwashing. Misalnya, perusahaan lebih memilih untuk menghabiskan banyak uang untuk pemasaran "hijau" daripada untuk inisiatif lingkungan yang efektif. Perusahaan juga sering menggunakan greenwashing untuk menutupi praktik bisnis yang tidak etis.
Penting untuk diingat bahwa tidak semua klaim ramah lingkungan adalah greenwashing. Namun, dengan memahami ciri-ciri greenwashing, Greeners dapat menjadi konsumen yang lebih cerdas dan membuat pilihan yang lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan.
Wartawan : Fathia Nurul Haq
Penulis : Asmaraloka Amerta
Komentar