logo loading

Green Lifestyle

98% Orang Eropa Tinggal di Wilayah dengan Polusi Tinggi

Berdasarkan tingkat polusi yang direkomendasikan WHO, ditemukan fakta bahwa 98% orang Eropa tinggal di wilayah yang tidak sehat.

 Sabtu, 16 Maret 2024

Ilustrasi. Berdasarkan tingkat polusi yang direkomendasikan WHO, ditemukan fakta bahwa 98% orang Eropa tinggal di wilayah yang tidak sehat. (PEXELS/Zabala Trusido).


Denpasar. Studi mengungkapkan 98 persen penduduk Eropa tinggal di wilayah dengan tingkat polusi tak sehat dari PM 2.5 berdasarkan penilaian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Mengutip the Guardian, Kamis (14/3), sebetulnya tingkat polusi udara di Eropa sudah membaik dalam 20 tahun terakhir. Namun, WHO menilai orang Eropa masih tinggal di wilayah yang memiliki tingkat partikel kecil yang tidak sehat.

Studi yang dituangkan dalam jurnal Nature Communications yang dipimpin Barcelona Institute for Global Health (ISGlobal) tersebut mengamati tingkat polusi di lebih dari 1.400 wilayah di 35 negara di eropa dan mewakili 543 juta orang.

“Upaya tepat sasaran diperlukan untuk mengatasi tingkat PM 2.5 dan ozon, serta hari-hari yang ‘kotor’ terkait polusi, terutama dalam konteks ancaman perubahan iklim yang meningkat pesat di Eropa,” ujar Peneliti ISGlobal Zhao-Yue Chen.

Hasil pengamatan menunjukkan tingkat keseluruhan partikel tersuspensi (PM 2.5 dan PM 10) dan nitrogen dioksida (NO2) telah menurun di sebagian besar wilayah Eropa.

Partikel kecil tersebut tertanam di dalam paru-paru dan dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk penyakit jantung, kanker, dan kelahiran prematur. Penyakit ini diperkirakan terkait dengan kematian dini lebih dari 400 ribu orang di seluruh Eropa setiap tahunnya.

Para ahli menyebut bahwa lebih dari 200 ribu penyakit ini sebetulnya dapat dicegah jika udara di Eropa memenuhi pedoman WHO.

“Penelitian kami terhadap polusi udara memberikan dasar kuat untuk penelitian di masa depan dan pengembangan kebijakan guna mengatasi permasalahan pengelolaan kualitas udara dan kesehatan masyarakat di seluruh Eropa,” tutur Carlos Pérez Garcia-Pando, salah satu penulis di jurnal tersebut.


Wartawan : Gungsri Adisri

Penulis : Gungsri Adisri

Komentar

Terpopuler