logo loading

Green News

43 Tahun Dinyatakan Punah, Temuan BRIN Beri Harapan Harimau Jawa Masih Hidup

Rambut harimau Jawa temuan warga dites dan hasil DNA menunjukkan kemiripan 98%.

 Selasa, 26 Maret 2024

Ilustrasi. BRIN memberi harapan bahwa harimau Jawa masih hidup setelah temuan rambut hewan mirip harimau di Sukabumi diuji DNA. (PIXABAY).


Denpasar. Hasil penelitian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memberi harapan bahwa harimau Jawa masih hidup. Meski, penilaian International Union for Conservation of Nature (IUCN) menyatakan panthera tigris sondaica itu sudah punah sejak 1980-an.

Selain harimau Jawa, daftar merah IUCN juga menyebut harimau Bali atau panthera tigris balica sudah punak sejak 2008 silam. Sehingga, tersisa harimau Sumatra atau panthera tigris sumatrae di Indonesia.

Peneliti Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN Wirdateti membenarkan sehelai rambut harimau Jawa di pagar pembatas antara kebun rakyat dengan jalan desa di Cipeundeuy, Sukabumi Selatan, Jawa Barat, merupakan sampel rambut satwa liar endemik berdasarkan serangkaian analisis DNA komprehensif.

Sampel itu termasuk dalam kelompok yang sama dengan spesimen harimau Jawa koleksi Museum Zoologicum Bogoriense (MZB) pada 1930. Harimau Jawa sendiri terakhir terlihat di Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur, pada 1976.

Namun, laporan warga yang berpapasan dengan harimau Jawa pada malam hari, 19 Agustus 2019 silam, menguatkan keyakinan bahwa satwa liar endemik Pulau Jawa itu masih ada dan hidup.

Keyakinan itu diperkuat oleh prosedur ilmiah lain yang dilakukan, seperti bekas cakaran mirip harimau. “Sampel rambut harimau Sukabumi menunjukkan kemiripan 97,06 persen dengan harimau Sumatra dan 96,87 persen dengan harimau Benggala. Spesimen harimau Jawa koleksi MZB 98,23 persen mirip dengan harimau Sumatra,” ujarnya, Minggu (24/3).

Hasil studi pohon filogenetik juga menunjukkan sampel rambut harimau Sukabumi dan harimau koleksi MZB dalam kelompok yang sama, namun terpisah dari subspesies harimau. Lalu, macan tutul Jawa berdasarkan sampel diperoleh dari spesimen MZB.

Untuk memperkuat observasinya, Wirdateti dan timnya juga mewawancarai warga, yaitu Ripi Yanuar Fajar, lebih mendalam mengenai harimau yang ditemuinya. Wawancara telah dilakukan pada 15-19 Juni 2022.

Sekadar informasi, harimau Jawa merupakan endemik yang tersebar luas di hutan dataran rendah, semak belukar, dan perkebunan. Hewan ini diburu karena dianggap sebagai pengganggu dan habitatnya telah tergantikan dengan lahan pertanian dan infrastruktur. Sejak saat itu, keberadaannya semakin tak terlihat hingga masuk daftar merah IUCN dan dinyatakan punah.

Lalu, apakah harimau Jawa masih ada di alam liar? BRIN mengaku masih perlu mengonfirmasi dengan studi genetik dan studi lapangan lebih lanjut.


Wartawan : Gungsri Adisri

Penulis : Gungsri Adisri

Komentar

Terpopuler