Green Lifestyle
Yuk, Dukung Sekolah Ekologis Bebas Sampah!
Melalui Sekolah Ekologis, siswa diajak mengurangi sampah plastik sekali pakai
Jumat, 30 Agustus 2024
SD Negeri 3 Peguyangan jadi salah satu Sekolah Ekologis di kota Denpasar (Dok. PPLH Bali)
Greeners, pernahkah kamu berpikir bahwa sekolah merupakan tempat penghasil sampah terbesar setelah pasar dan industri? Sampah di sekolah kebanyakan adalah jenis sampah kering dan sampah basah. Sampah kering yang dihasilkan berupa kertas dan plastik, sedangkan sampah basah berasal dari guguran daun dan sisa makanan.
Padahal, sekolah bisa jadi tempat pendidikan pengelolaan sampah sejak dini dengan memilah sampah organik dan non organik, serta membuat kompos di skala sekolah. Satu program edukasi yang berhasil diterapkan sejak 5 tahun terakhir adalah Sekolah Ekologis.
Program besutan Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Bali dan Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI) ini bertujuan melahirkan lingkungan sekolah yang memenuhi hak ekologis anak, sehat, nyaman, dan berkelanjutan.
Dengan menjalankan prinsip nol sampah, Sekolah Ekologis getol mengajak siswa untuk mengurangi penggunaan Ban The Big 5 atau lima jenis plastik sekali pakai, diantaranya kantong plastik, styrofoam, sachet, sedotan plastik, dan microbeads.
Direktur PPLH Bali, Catur Yuda Hariyani, mengatakan hingga saat ini ada 24 Sekolah Ekologis di seluruh Kota/Kabupaten Se-Provinsi Bali.
“Sekolah-sekolah yang kami dampingi semua sekolah Adiwiyata dan kita hanya menguatkan program ramah lingkungan yang sudah berjalan di sekolah. Tapi juga bisa mengilhami, contoh ketika ada materi dari PPLH belum diterapkan lalu sekolah terinspirasi. Sifatnya saling melengkapi, jangan sampai Sekolah Ekologis jadi beban,” jelas Catur kepada Media Hijau dalam Road Show Sekolah Ekologis, Selasa (27/8/2024).
Baca juga:
Gawat! Orang Indonesia Telan Mikroplastik Paling Banyak di Dunia
Sekolah Dasar Negeri (SDN) 3 Peguyangan menjadi salah satu Sekolah Ekologis di kota Denpasar. Kepala Sekolah SDN 3 Peguyangan, Ni Wayan Darti menjelaskan banyak kegiatan yang rutin dilakukan untuk menjaga keseimbangan alam.
Siswa diajar membersihkan lingkungan sekolah secara berkala melalui program Gerakan Cinta Lingkungan (Gentaku), membuat pupuk kompos dari sisa sampah canang (bunga sembahyang), meminimalisir sampah di sekolah atau zero waste, serta menjaga kesehatan tubuh dengan makan buah dan sayur.
“Mengurangi sampah plastik adalah program terbesar saya di sini. Yang paling penting reduce (mengurangi), sebisa mungkin guru dan anak-anak tidak memakai plastik sekali pakai. Anak-anak diwajibkan membawa botol minum dan kotak makan sendiri dari rumah,” terang Darti.
Pihak sekolah juga menyediakan kantin sehat yang melarang penggunaan plastik sebagai pembungkus makanan dan mendukung penyediaan pangan lokal bebas 5P (pengenyal, perasa, pengawet, pemanis, pewarna) yang aman dikonsumsi oleh siswa.
Data timbulan sampah SDN 3 Peguyangan tahun 2024 menyebut sebanyak 1,2-2 kg sampah organik dan 0,25 kg sampah anorganik dihasilkan 300 siswa setiap hari.
Wartawan : Deba Melisa Depari
Penulis : Deba Melisa Depari
1-31 Januari 2025
Komentar