logo loading

Green News

Waspada, Kasus DBD Naik Drastis karena Perubahan Iklim

Kasus demam berdarah telah berstatus endemik di 130 negara

 Sabtu, 23 November 2024

Kasus DBD Naik Drastis karena Perubahan Iklim (pexels/Jimmy Chan)


Jakarta. Wabah penyakit demam berdarah (DBD) atawa dengue fever sudah tembus rekor tertinggi. Kasus DBD di seluruh dunia tercatat melonjak dua kali lipat antara tahun 2023-2024.

Kenapa krisis iklim menyebabkan kasus DBD naik drastis? Berasal dari iklim tropis di Asia Tenggara, nyamuk pembawa virus DBD telah menyebar ke seluruh dunia karena kenaikan suhu global.

Pemerintah Inggris menyatakan, nyamuk Aedes albopictus dan Aedes aegypti sebagai pembawa virus DBD beradaptasi seiring perubahan suhu. Telur nyamuk kini bisa bertahan hidup di cuaca beku, sehingga memungkinkannya bertahan hidup di suhu lebih dingin seperti Eropa.

Menurut laporan dari World Economic Forum, perubahan iklim bisa menyebabkan kerugian ekonomi sebesar $12,5 triliun pada tahun 2050. 

Sementara biaya kesehatan karena perubahan iklim sebesar $1,1 triliun. Ini menunjukkan betapa seriusnya dampak dari krisis iklim terhadap kesehatan manusia dan ekonomi global.

WHO mencatat kasus DBD terjadi lebih dari 12,7 juta pada Januari-September 2024. Kasus DBD naik dua kali lipat dibandingkan 6,5 juta kasus dan 8.791 kematian di 2023.

Kasus DBD telah berstatus endemik di 130 negara. Penyebaran virus DBD mengkhawatirkan, terutama di wilayah Amerika, Mediterania Timur, dan Eropa.


Wartawan : Akshara Abraham

Penulis : Akshara Abraham

Komentar


Prabowo: kelapa sawit bukan deforestasi

1-31 Januari 2025