logo loading

Green News

PLN ‘Setrum’ 76.900 Desa Tertinggal dengan Aliran Listrik

 Kamis, 01 Februari 2024

PLN mengalirkan listrik ke 76.900 desa dan kelurahan di Indonesia, terutama wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Foto: Pexels/Markus Spiske


Mataram. PT PLN (persero) mengalirkan listrik ke 76.900 desa dan kelurahan di seluruh Indonesia melalui program listrik desa (lisdes) dan lampu tenaga surya hemat energi (LTSHE). Capaian ini membuat rasio elektrifikasi nasional mencapai 99,79 persen pada 2023.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengungkapkan listrik desa dan LTSHE merupakan upaya perseroan untuk memperluas jangkauan listrik, terutama untuk wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

"Total 83.637 desa dan kelurahan yang sudah berlistrik secara nasional, 76.900 di antaranya diterangi oleh listrik PLN melalui program listrik desa (lisdes),” ungkap Darmawan melalui keterangan resmi, Rabu (31/1).

“Sedangkan sisanya bersumber dari listrik non-PLN sebanyak 3.885 desa dan lampu tenaga surya hemat energi (LTSHE) sebanyak 2.852 desa, sehingga pada 2023, rasio desa berlistrik (RDB) nasional telah mencapai 99,85 persen,” lanjut dia.

Capaian ini berangsur-angsur meningkat sejak kuartal pertama tahun lalu. Sebanyak 76.110 desa dan kelurahan mendapat aliran listrik berkat realisasi Penyertaan Modal Negara (PMN) yang digunakan untuk membangun sistem listrik bagi 2.192 rumah tangga di Kepulauan Aru yang tersebar di 15 desa.

Pada kuartal kedua, realisasinya meningkat jadi 76.546 desa dan kelurahan. Capaian ini kembali meningkat pada kuartal ketiga dengan realisasi 76.679 desa dan kelurahan, dan pada kuartal keempat menjadi 76.900 desa dan kelurahan.

Sepanjang tahun lalu, PLN berhasil merealisasikan berbagai program perluasan listrik kepada 131.600 rumah tangga. Jumlah ini melebihi target, yakni 125 ribu rumah tangga.

Selain Kepulauan Aru, menurut Darmawan, perluasan jangkauan listrik yang signifikan juga terjadi di Pulau Flores, Sulawesi ,dan Papua. Penjabat (Pj) Kepala Desa Atamali Edwin Tokoro mengungkapkan selama ini masyarakat hanya mengandalkan genset dan aki untuk penerangan.

Hal serupa juga dirasakan oleh warga dusun Peppae, Bone, Sulawesi Selatan, Bahar (44). “Alhamdulillah setelah sekian lama kami menunggu, akhirnya listrik di dusun kami menyala. Dulu anak-anak harus ke desa sebelah apabila hendak belajar pada malam hari. Sekarang anak-anak sudah bisa belajar di rumah berkat listrik PLN,” tutup Bahar.


Wartawan : Fathia Nurul Haq

Komentar

Terpopuler