logo loading

Green News

Perkenalkan! Ini Perahu Ponton Buatan TNI AD untuk Tarik Sampah di Sungai Citarum

Pemerintah memastikan sungai ini tetap bersih adalah meluncurkan perahu ponton yang dirancang khusus untuk menarik sampah di Citarum. 

 Selasa, 13 Agustus 2024

Harga perahu ponton buatan TNI AD untuk mengangkut sampah ini mencapai Rp 350 juta. (Dok. TNI AD)


Jakarta. Greeners, Sungai Citarum yang pernah dinobatkan sebagai sungai paling kotor di dunia kini sudah mulai bersih loh! Salah satu upaya pemerintah untuk memastikan sungai ini tetap bersih adalah meluncurkan perahu ponton yang dirancang khusus untuk menarik sampah di Citarum. 

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menjelaksan, perahu ponton adalah produk buatan  TNI AD yang merupakan program keberlanjutan dari Citarum Harum.

“Ini merupakan satu langkah di depan yang disajikan oleh Angkatan Darat dengan mengumpulkan sampah kemudian menggunakan tenaga konveyor yang membersihkan sampah tidak lagi pakai tenaga manusia,” kata Luhut akhir pekan lalu, dikutip dari Antara. 

Perahu ponton ini diproduksi oleh Bengkel Pusat Peralatan (Bengpuspal) Pusat Peralatan (Puspal) TNI AD. Perahu dapat bekerja secara cepat untuk menarik sampah dari sungai lalu dinaikkan ke truk melalui konveyor hingga dipilah dengan mesin pemilah sampah sampai proses pembakaran.

"Inovasi pengelolaan sampah yang sudah lama saya pikirkan. Tidak terbayang bisa terwujud, yang disajikan angkatan darat. Jadi tidak pakai tenaga orang banyak, ini merupakan satu langkah luar biasa," kata Luhut.

Menurut Luhut, peluncurkan ini merupakan bagian dari program Citarum Harum yang bertujuan untuk mengatasi pencemaran dan meningkatkan kualitas air Citarum. "Saya agak terkejut juga, karena kita pernah dapat bantuan dari Belanda dan dari Perancis, ternyatatidak ada beda jauh dengan ini," kata dia.

Harga satu unit perahu ponton dengan alat konveyor yang dibuat oleh Bengpuspal Puspal TNI AD mencapai Rp 350 juta. Ini jauh lebih terjangkau ketimbang yang diberikan Belanda dan Perancis yang menyentuh US$ 1 juta atau Rp 1,6 miliar.

 


Wartawan : Asmaraloka Amerta

Penulis : Asmaraloka Amerta

Komentar


kamu setuju pejabat pakai jet pribadi?

1-30 September