logo loading

Green News

Kasihan, Belasan Gajah di Zimbabwe Mati Kehausan Akibat Perubahan Iklim

Pegiat konservasi khawatir bakal makin banyak gajah di Zimbabwe yang mati di tengah kekeringan akibat perubahan iklim.

 Jumat, 08 Desember 2023

Lebih dari 12 gajah mati kehausan di Taman Nasional Hwange di Zimbabwe karena perubahan iklim membuat air di permukaan mengering. Foto ilustrasi: Pexel/Casey Allen.


Denpasar. Lebih dari 12 ekor gajah mati kehausan di Taman Nasional Hwange, Zimbabwe. Pegiat konservasi khawatir bakal makin banyak gajah yang mati di tengah kekeringan akibat perubahan iklim yang menyebabkan El Nino.

Pejabat otoritas taman dan margasatwa Zimbabwe yakni Zimparks, mengatakan Taman Nasional Hwange tidak memiliki sungai besar. Hewan-hewan di taman ini bergantung pada lubang sumur bor bertenaga surya karena air di permukaan mengering lantaran perubahan iklim.

"Kami mengandalkan air buatan karena air permukaan telah berkurang. Sementara gajah bergantung pada air. Kami bisa mencatat lebih banyak kematian (gajah) ke depan," tutur Daphine Madhlamoto, Ahli Ekologi Utama Zimparks, dilansir Reuters, Jumat (8/12).

Populasi gajah di Taman Nasional Hwange berjumlah 45.000 ekor. Menurut dia, seekor gajah dewasa membutuhkan sekitar 200 liter atau setara 53 galon air setiap hari.

Namun dengan berkurangnya sumber air akibat perubahan iklim, pompa bertenaga surya di 104 sumur belum mampu menyedot air dalam jumlah yang cukup.

Saat berkunjung, Reuters melihat puluhan bangkai gajah di dekat sumber air. Pejabat otoritas setempat mengungkapkan gajah-gajah lainnya mati kehausan di semak-semak dan menjadi mangsa bagi singa dan burung nasar.

"Taman (Hwange) ini telah menyaksikan dampak perubahan iklim. Curah hujan yang kami terima lebih sedikit," kata Madhlamoto.

Musim hujan di Zimbabwe berlangsung dari November hingga Maret setiap tahunnya. Namun, pada periode tahun ini, hujan turun lebih sedikit.

Badan Meteorologi Zimbabwe menyebutkan kekeringan akibat perubahan iklim diperkirakan berlanjut hingga tahun depan.


Wartawan : Gungsri Adisri

Penulis : Gungsri Adisri

Komentar

Terpopuler