Green News
Indonesia Jadi 'Negara Buangan' AC Tak Ramah Lingkungan
Menurut CLASP, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand dan Vietnam menjadi 'negara buangan' AC yang tidak ramah lingkungan.
Jumat, 13 Oktober 2023
Air Conditioner (AC) tak ramah lingkungan membanjiri pasar negara-negara di Asia Tenggara. AC-AC tersebut mengancam lingkungan dan memperparah perubahan iklim. Foto ilustrasi: Pexels/Tom Fisk.
Denpasar. Indonesia dan empat negara Asia Tenggara lainnya menjadi 'negara buangan' produk pendingin ruangan (AC) yang tidak ramah lingkungan. Padahal, AC buatan perusahaan multinasional tersebut mengancam lingkungan, memperparah perubahan iklim serta menghabiskan banyak energi.
Hal itu terungkap dalam laporan CLASP, lembaga nirlaba yang bergerak dalam masalah lingkungan dan bermarkas di Washington DC, Amerika Serikat. Dalam laporannya, dikutip Jumat (13/10), lima dari enam negara di Asia Tenggara yang diteliti, telah menjadi 'negara buangan' AC yang tidak efisien sehingga tidak ramah lingkungan.
'Negara buangan' AC tidak ramah lingkungan yang dimaksud meliputi Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam. Sementara itu, hanya Singapura yang memiliki AC ramah lingkungan dan berbahan pendingin yang tidak terlalu merusak bumi.
Penelitian CLASP, didukung Institute for Governance & Sustainable Development (IGSD), menyebutkan AC-AC di lima negara Asia Tenggara yang menjadi 'buangan' dari produksi perusahaan multinasional itu menggunakan bahan pendingin yang ketinggalan zaman sehingga tidak ramah lingkungan.
Ditengarai, harga AC-AC ramah lingkungan tidak terjangkau di pasar Asia Tenggara. Padahal, penggunaan AC ramah lingkungan secara jangka panjang dapat menghemat 148 miliar dolar AS. Nilainya melampui gabungan investasi energi dari enam negara di Asia Tenggara yang diperkirakan menghabiskan 134 miliar dolar AS dalam seperempat abad terakhir.
Baca juga:
Bahaya Kebakaran Sampah, Jangan Disepelekan!
Belum lagi, dampak pengurangan karbon dioksida yang dapat dihasilkan dari penggunaan AC ramah lingkungan, yakni 1 miliar metrik ton emisi selama 25 tahun, yang diyakini CLASP dapat menyelematkan jutaan jiwa.
RI dan Filipina 'Terparah'
Di tengah peningkatan suhu global tak terkecuali di Asia Tenggara, pendingin ruangan menjadi kebutuhan utama masyarakat perkotaan. Hal ini pula yang mendorong lonjakan permintaan AC di rumah tangga-rumah tangga di negara-negara Asia Tenggara.
Pada 2021 lalu, 74% dari total penjualan AC sebanyak 6,2 juta unit di enam negara di Asia Tenggara diklasifikasikan sebagai pendingin ruangan efisiensi rendah. Adapun, merek-merek AC tak ramah lingkungan itu diproduksi oleh perusahaan-perusahan yang berkantor pusat di China, Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.
Walaupun, penjualan AC-AC yang tidak ramah lingkungan di setiap negara berbeda-beda. Indonesia dan Filipina menjadi negara yang paling banyak terpapar pendingin ruangan dengan teknologi usang dan boros energi, yaitu masing-masing 97% di Indonesia dan 78% di Filipina.
Sementara, AC-AC tidak ramah lingkungan di Vietnam, Malaysia, dan Thailand, berjumlah sekitar 60%. Hanya Singapura yang mencatat angka terendah AC model kuno dan efisiensi rendah, yakni 21%.
Wartawan : Gungsri Adisri
Penulis : Gungsri Adisri
1-31 Januari 2025
Komentar