logo loading

Green Lifestyle

Ibu Hamil, Bayi, hingga Lansia Hadapi Risiko Kesehatan Serius Akibat Krisis Iklim

Bahaya dari krisis iklim itu antara lain gelombang panas, polusi udara, hingga bencana alam.

 Senin, 10 Juni 2024

WHO memperingatkan ibu hamil, bayi, anak-anak, remaja, dan lansia menghadapi komplikasi kesehatan serius akibat perubahan iklim. (PEXELS/Daniel Reche).


Denpasar. Journal of Global Health memperingatkan ibu hamil, bayi, anak-anak, remaja, dan lanjut usia (lansia) menghadapi komplikasi kesehatan serius akibat perubahan iklim.

Dikutip who.int, Jumat (7/6), bukti ilmiah yang tersedia mengenai dampak kesehatan dari berbagai bahaya iklim, mulai dari gelombang panas, polusi udara, hingga bencana alam, seperti kebakaran hutan dan banjir.

Secara keseluruhan, hal-hal itu menunjukkan bahwa risiko kesehatan terkait perubahan iklim masih diremehkan oleh masyarakat muda, lansia, dan ibu hamil, sehingga menimbulkan dampak yang serius dan sering kali mengancam jiwa.

Ambil contoh, cuaca panas ekstrem yang menjadi penyebab utama kelahiran prematur hingga kematian anak. Sementara, lansia lebih mungkin menderita serangan jantung atau gangguan pernapasan ketika gelombang panas meningkat.

Faktanya, setiap peningkatan suhu 1 derajat celsius pada suhu minimum harian di atas 23,9 derajat celsius telah terbukti meningkatkan risiko kematian bayu sebanyak 22,4%.

"Populasi tertentu sudah menanggung akibatnya. Meski kesadaran perubahan iklim telah meningkat, tindakan untuk melindungi kehidupan orang-orang yang paling berisiko masih belum memenuhi kebutuhan," ujar Anshu Banerjee, Direktur Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, Anak, dan Remaja, serta Lansia di WHO.

Tak hanya itu, bencana alam yang berhubungan dengan perubahan iklim juga berdampak signifikan terhadap kesehatan mental dan fisik. Salah satunya, banjir atau pun kekeringan mengurangi akses terhadap air bersih dan persediaan makanan, sehingga meningkatkan penyakit diare dan malnutrisi.

Lalu, kebakaran hutan terbukti meningkatkan gangguan pernapasan dan angka kematian kardiovaskular pada lansia. "Lingkungan sehat mendasari kesehatan sepanjang hidup, memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang sehat pada masa kanak-kanak dan remaja, ibu hamil, dan masa tua yang sehat," kata Anayda Portela, Ilmuwan WHO.

"Ada kebutuhan mendesak untuk melakukan mitigasi perubahan iklim dengan mengurangi emisi gas rumah kaca dan membangun ketahanan iklim, mengambil tindakan spesifik yang melindungi kesehatan dan untuk memastikan kesinambungan layanan kesehatan bagi mereka yang paling berisiko ketika bencana iklim terjadi," sambungnya.


Wartawan : Gungsri Adisri

Penulis : Gungsri Adisri

Komentar

Terpopuler