Green Culture
Duh! Bali Terancam Krisis Air Bersih, Ada Solusi?
Akibat eksploitasi sumber daya air, Bali terancam krisis air bersih
Kamis, 01 Agustus 2024
Direktur Eksekutif Yayasan IDEP Selaras Alam Muchamad Awal (kedua kiri) memberikan pernyataan media dalam acara Festival Air Bali di Sanur, Denpasar, Bali, Selasa (30/7/2024)
Denpasar - Gen Z, tahukah kamu dibalik pesona Bali sebagai destinasi wisata populer di dunia, Bali menghadapi ancaman krisis air bersih yang serius? Direktur Eksekutif Yayasan IDEP Selaras Alam, Muchamad Awal, mengatakan ancaman ini dipicu oleh lonjakan pariwisata dan eksploitasi sumber daya air, terutama di bagian Selatan Bali yang secara signifikan berdampak pada kelangkaan dan penurunan kualitas air bersih.
“Selain perubahan iklim, pertumbuhan pariwisata yang masif di selatan Bali menyebabkan konsumsi air yang tinggi, sehingga berdampak negatif pada kuantitas dan kualitas air bersih,” kata Awal dalam konferensi pers di Sanur, Denpasar, Selasa (30/07/2024).
Sebagai solusi mengatasi persoalan ini, Yayasan IDEP Selaras Alam bekerjasama dengan Politeknik Negeri Bali (PNB) memperbanyak sumur pemanen air hujan (rainwater harvesting) untuk mengisi kembali air bawah tanah yang terus menurun.
Sejak 2018, sebanyak 91 sumur telah dibangun di wilayah-wilayah resapan utama, terutama di bagian Tengah Bali, seperti di Kabupaten Bangli, Karangasem, Tabanan, dan Buleleng. Dari jumlah tersebut, 24 sumur diantaranya dibangun oleh PNB dan ditargetkan membangun total 136 sumur.
Sumur pemanen air hujan dirancang dengan kedalaman bervariasi antara 32 hingga 50 meter, dengan kapasitas penampungan air hujan mencapai 41 meter kubik per jam.
“Satu unit instalasi menelan biaya sekira Rp 36 juta dengan tinggi 2 meter di atas permukaan air tanah dan sudah dilengkapi sistem filtrasi seperti ijuk, arang, dan pasir,” terang Awal.
Selain di daerah resapan, sumur pemanen air hujan dibangun di tempat publik sekaligus sebagai sarana edukasi masyarakat diantaranya di halaman sekolah, balai banjar (desa/dusun), hingga gelanggang olahraga. Pembangunan sumur ini diharapkan bisa mendukung keberlanjutan sumber daya air di Pulau Dewata.
Berdasarkan laporan Walhi Bali, penggunaan air tanah di Bali telah melebihi kapasitas siklus hidrologi, sementara instrusi air laut telah terjadi di beberapa daerah wisata utama seperti Sanur dan Kuta.
Baca juga:
Desain ‘Net Zero Energy Building’ Diluncurkan untuk Pariwisata Berkelanjutan di Bali
Wartawan : Deba Melisa Depari
Penulis : Deba Melisa Depari
1-31 Desember 2024
Komentar