Green News
BMKG: Gempa Skala Besar di Dua Megathrust Indonesia Tinggal Tunggu Waktu
BMKG memperingatkan potensi gemba skala besar terjadi di megathrust Selat Sunda dan megathrust Mentawai-Siberut.
Rabu, 14 Agustus 2024
Ilustrasi potensi gempat seismic gap. (Instagram/Daryonobmkg)
Jakarta. Greeners, gempa magnitudo 7,1 terjadi di Megathrust Nankai Jepang Selatan. Meski gempa tersebut tak berpengaruh terhadap Indonesia, Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) ternyata punya kekhawatiran gempa serupa dapat terjadi di Indonesia suatu waktu.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono menyebut terdapat potensi gempa skala besar di Seismic Gap Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut seperti halnya yang terjadi di Seismic Gap Megathrust Nankai. Seismic gap atau zona sumber gempa potensial tetapi belum terjadi gempa besar dalam masa puluhan hingga ratusan tahun terakhir.
"Gempa di kedua segmen megathrust ini boleh dikata tinggal menunggu waktu karena kedua wilayah tersebut sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar," ujar Daryono dalam akun Instagramnya.
Dalam kasus gempa di Megathrust Nankai pekan lalu, ada kekhawatiran terjadinya gempa susulan yang lebih dahsyat. Catatan sejarah gempa menunjukkan bahwa Megathrust Nankai telah membangkitkan beberapa kali gempa dahsyat yang semuanya memicu tsunami.
Menurut dia, Sistem Megathrust Nankai memang sangat aktif. Berdasarkan data sejarah gempa tersebut di atas dapat dikatakan bahwa zona sumber gempa ini dapat memicu gempa dahsyat yang magnitudo8,0 hingga lebih di setiap satu atau dua abad.
Gempa yang mungkin terjadi di Seismic Gap Megathrust Selat Sunda atau Mentawai-Siberut memang tak dapat dihindari. Namun, Daryono mengatakan, terdapat langkah antisipasi dan mitigasi yang sudah disiapkan BMKG.
BMKG telah menyiapkan sistem monitoring, prosesing dan diseminasi informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami yang semakin cepat dan akurat. BMKG selama ini juga memberikan edukasi, pelatihan mitigasi, drill, evakuasi, berbasis pemodelan tsunami kepada pemerintah daerah, stakeholder, masyarakat, pelaku usaha pariwisata pantai, industri pantai dan infrastruktur kritis pelabuhan dan bandara pantai.
"Harapan kita, semoga upaya kita dalam memitigasi bencana gempabumi dan tsunami dapat berhasil dengan dapat menekan sekecil mungkin risiko dampak bencana yang mungkin terjadi, bahkan hingga dapat menciptakan zero victim," ujar Daryono.
Wartawan : Asmaraloka Amerta
Penulis : Asmaraloka Amerta
1-31 Desember 2024
Komentar