Green Lifestyle
Arti Jejak Karbon yang Bikin Taylor Swift Jadi Omongan
Taylor Swift jadi bahan omongan karena gaya hidupnya yang meninggalkan jejak karbon dalam jumlah tinggi.
Selasa, 05 Maret 2024
Taylor Swift jadi bahan omongan karena gaya hidupnya yang meninggalkan jejak karbon dalam jumlah tinggi. (Tangkapan layar @taylorswift).
Denpasar. Taylor Swift adalah selebriti papan atas yang kerap jadi perbincangan. Salah satunya dikarenakan jejak emisi karbon yang ditinggalkannya terbilang tinggi, terutama dari penggunaan jet pribadinya.
Dikutip dari Forbes, Swift melakukan penerbangan dengan total emisi hampir 1.000 kali lebih banyak dari rata-rata selebriti. Beruntung, ia menyadari dampak lingkungannya dan memutuskan membeli kredit karbon yang bisa mengimbangi dua kali lipat jumlah emisinya.
Manajemen Taylor Swift juga sempat dikritik karena disebut mengirim surat ancaman kepada mahasiswa Universitas Central Florida, Jack Sweeney, yang mengungkapkan perjalanan pribadi Swift dengan jet pribadinya. Hal inilah yang membuat penggemar Swift mengecam surat dari tim hukum Taylor Swift.
Kritikan ini juga ditujukan kepada pribadi Taylor Swift, yang seolah-olah memberikan hak kepada orang kaya untuk membuang polusi, sambil tetap melanjutkan gaya hidup mereka yang intens meninggalkan karbon. Keberatan praktisnya adalah bahwa banyak penggantian kerugian tidak berjalan seperti yang dijanjikan.
Lalu apa sih arti jejak karbon itu? Jejak karbon merupakan jumlah gas atau karbon yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan (aktivitas) manusia selama periode waktu tertentu dan berdampak buruk pada kehidupan di Bumi, seperti kekeringan dan berkurangnya sumber air bersih, cuaca ekstrem dan bencana alam, perubahan dalam produksi rantai makanan, dan kerusakan alam lainnya.
Selain itu, masih ada beberapa kegiatan yang dapat meninggalkan jejak karbon. Antara lain, penggunaan energi fosil atau konsumsi listrik yang berlebihan, termasuk makanan, seperti daging sapi potong, yang dalam proses produksinya menghasilkan emisi lebih besar ketimbang jenis pangan lainnya.
Efek dari karbon tersebut adalah peningkatan emisi gas rumah kaca yang ujungnya meningkatkan suhu bumi. Sederhananya, meningkatkan risiko pemanasan global yang mulai mempengaruhi lingkungan, alam, ekosistem di laut dan di darat, termasuk juga polusi udara.
Wartawan : Hanna Patricia M Lubis
Penulis : Gungsri Adisri
Komentar