Green News
Mengapa Prabowo Ingin Pangkas Subsidi BBM? Faktor Tak Ramah Lingkungan?
Capres nomor urut dua akan memangkas subsidi BBM demi menghemat anggaran Rp 200 triliun.
Selasa, 27 Februari 2024
Ilustrasi. Pemerintah menargetkan subsidi energi pada APBN 2024 sebesar Rp 186,9 triliun.
Jakarta. Calon presiden nomor urut 2 berencana memangkas subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan LPG 3 kg pada tahun ini dengan mengevaluasi penyalurannya agar tepat sasaran. Wakil Ketua TKN Eddy Soeparno, perubahan mekanisme penyaluran subsidi BBM diharapkan dapat menghemat anggaran mencapai Rp 200 triliun.
Mengapa sebenarnya Prabowo ingin memangkas subsidi BBM dan LPG 3 kg?
Eddy menjelaskan, pihaknya memahami bahwa subsidi BBM dan LPG 3kg banyak dinikmati oleh masyarakat mampu. Padahal, subsidi Pertalite dan LPG 3 kg mendominasi subsidi energi yang masing-masing menåcapai Rp 163 triliun dan Rp 113 triliun.
“Kami akan evaluasi mekanisme subsidi. Kami akan perkuat payung hukumnya, memastikan siapa saja yang berhak menerima dan memberikan sanksi,” kata dia.
Berdasarkan perhitungan kasar Eddy, penyaluran subsidi energi setidaknya dapat menghemat anggaran negara Rp 200 triliun. Ini karena 70% dari subsidi energi yang disalurkan tahun ini kemungkinan masih diterima masyarakat mampu.
“Kita juga harus akselerasi pemanfaatan sumber energi hijau. Energi surya, Bayu, air, panas bumi. Kalau bisa memanfaatkan itu, tidak perlu lagi banyak impor,” kata dia.
Eddy pun menekankan hasil penghematan subsidi BBM nantinya dapat digunakan untuk membiayai program lain. Ini termasuk program makan gratis yang digagas Prabowo Gibran.
Mengutip situs Kementerian ESDM, target subsidi energi pada APBN 2024 sebesar Rp 186,9 triliun. Ini terdiri dari rincian Rp113,3 triliun subsidi untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquified Petroleum Gas (LPG), serta Rp73,6 triliun untuk subsidi listrik.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan, realisasi subsidi energi pada 2023 mencapai Rp159,6 triliun atau lebih tinggi dari target yang telah ditetapkan sebesar Rp145,3 triliun. Realisasi subsidi terbesar pada sektor BBM dan LPG, yang mencapai Rp 95,6 triliun, diikuti dengan subsidi untuk sektor listrik sebesar Rp 64 triliun.
Wartawan : Asmaraloka Amerta
Komentar