logo loading

Green News

Listrik di Distrik Oksibil di Papua Pegunungan 100% EBT

Distrik Oksibil menggantikan penggunaan diesel (PLTD) dengan mini hidro (PLTM).

 Kamis, 28 Maret 2024

Ilustrasi. Distrik Oksibili di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan, menggantikan penggunaan listrik diesel dengan Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTM). (Pixabay).


Jakarta. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) menyelesaikan pembangunan dan revitalisasi Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTM) berkapasitas 1 Megawatt (MW) di Distrik Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi mengungkapkan dengan selesainya revitalisasi PLTM itu, maka akan menggantikan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang selama ini beroperasi.

“PLTM itu akan menjadikan listrik yang mengalir di Oksibil 100% memanfaatkan Energi Baru Terbarukan (EBT) selama 24 jam, 7 hari sepekan, menggantikan PLTD yang selama ini menjadi penghasil listrik di sana,” ujarnya, dilansir dari keterangan resmi esdm.go.id, Rabu (27/3).

Pembangunan PLTM Oksibili 1 MW menggunakan mekanisme kontrak tahun jamak dan selesai pada 2020 lalu. Namun, terkendala dalam pengoperasian karena pembangunan jaringan evakuasi daya yang dibangun Pemkab Pegunungan bintang belum terlaksana.

Pada 2023 lalu, Ditjen EBTKE melakukan revitalisasi PLTM Oksibil untuk mengoptimalkan kinerja dari PLTM. Revitalisasi tersebut sekarang telah selesai dan PLTM dapat berfungsi dan dimanfaatkan dengan baik.

“Secara paralel dengan revitalisasi PLTM, PT PLN (Persero) juga telah menyelesaikan pembangunan Jaringan Distribusi Tegangan Menengah (JTM) dari lokasi PLTM ke Oksibil sepanjang 18,5 kilometer dan telah dilakukan uji coba untuk mengalirkan daya listrik ke jaringan tersebut,” jelas Agus.

Dengan pemanfaatan PLTM, Pemkab setempat dapat berhemat lewat pengurangan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) yang digunakan untuk operasional PLTD sebesar Rp 49,14 juta per hari atau Rp 1,4 miliar per bulan.


Wartawan : Akshara Abraham

Penulis : Gungsri Adisri

Komentar

Terpopuler