Green Culture
Hati-hati, Makanan Terkontaminasi Plastik Bisa Menyebabkan Kelahiran Prematur
Senin, 19 Februari 2024
Ilustrasi. Zat kimia sintetis, ftalat yang banyak digunakan dalam pembuatan plastik berbahaya bagi ibu hamil. (Pexels/Muffin Kreatif)
Denpasar. Studi terbaru jurnal Lancet Planetary Health menemukan, zat kimia sintetis, ftalat mungkin menjadi salah satu penyebab meningkatnya kelahiran prematur. Bahan kimia ini banyak ditemukan di plastik, termasuk kemasan makanan, serta produk kecantikan dan kebersihan.
Penelitian sebelumnya menunjukkan ftalat dapat mengganggu hormon dan berdampak pada fungsi plasenta. Plasenta adalah organ yang memasok oksigen dan nutrisi bagi janin yang sedang berkembang dalam rahim.
"Ftalat juga dapat menyebabkan peradangan yang semakin mengganggu plasenta dan memicu persalinan prematur," ujar Dr. Leonardo Trasande, penulis utama studi ini dan Direktur Pediatri Lingkungan di NYU Langone Health, seperti dilansir CNN Health, Senin (19/2).
Studi tersebut menunjukkan bahwa ftalat yang memiliki keterkaitan besar dengan persalinan prematur adalah yang ditemukan dalam kemasan makanan. Ftalat jenis tersebut disebut Di(2-ethylhexyl) ftalat atau DEHP.
"Dalam studi baru kami, kami menemukan bahwa DEHP dan tiga bahan kimia serupa menyebabkan 5 persen hingga 10 persen dari semua kelahiran prematur pada 2018. Ini bisa menjadi salah satu alasan mengapa kelahiran prematur terus meningkat,” jelas Trasande.
Adapun persentase tersebut setara dengan hampir 57.000 kelahiran di Amerika Serikat pada 2018. Biaya yang dikeluarkan masyarakat untuk kelahiran prematur pada tahun tersebut mencapai hampir US$ 4 miliar atau setara Rp 62,2 triliun.
Penelitian terbaru ini juga menyoroti pentingnya penelitian lebih lanjut terkait dampak ftalat pada kesehatan dan potensi tindakan pencegahan. Penting untuk mengurangi paparan zat kimia tersebut dan melindungi ibu hamil serta bayi.
Kelahiran prematur terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu, sedangkan kehamilan cukup bulan adalah 40 minggu atau lebih. Pada kelahiran prematur, organ vital dan bagian dari sistem saraf bayi mungkin belum berkembang sepenuhnya sehingga membahayakan.
Bayi yang lahir sangat dini sering kali membutuhkan perawatan rumah sakit. Mereka kadang membutuhkan bantuan untuk bernapas, atau mengalami masalah jantung, pencernaan, otak, atau ketidakmampuan melawan infeksi.
Wartawan : Ronatal Siahaan
Komentar