logo loading

Green Culture

Bagaimana Manusia Purba Selamat dari Letusan Dahsyat Gunung Berapi Toba?

Letusan dahsyat gunung berapi Toba di Sumatera Utara ribuan tahun lalu berdampak hingga Afrika. Bagaimana manusia purba bisa selamat?

 Minggu, 31 Maret 2024

Ilustrasi. Para arkeolog menemukan, penduduk Shinfa-Metema 1 yang tinggal di dataran rendah Ethiopia memiliki kemampuan bertahan hidup yang luar biasa. (Pexels/Marcus Lange)


Denpasar. Bukti arkeologis dari University of Texas di Austin menunjukkan bahwa manusia purba berhasil selamat dari letusan dahsyat gunung berapi Toba kira-kira 74 ribu tahun yang lalu. Bencana ini justru memicu mereka menyebar keluar dari Afrika yang menentukan populasi dunia pada akhirnya. 

Bumi menyaksikan letusan dahsyat dari gunung berapi super Toba. Letusan tersebut menyebarkan selubung abu dan puing-puing yang luas di bumi. 

Mengutip earth.com, Jumat (29/3), wilayah-wilayah tertentu mengalami kegelapan berkepanjangan dan perubahan iklim global yang dramatis. Namun, manusia purba terbukti berhasil selamat dan justru memanfaatkan momentum tersebut untuk menyebar. 

Para arkeolog, antara lain menemukan harta karun informasi di situs Shinfa-Metema 1 yang terletak di dataran rendah Ethiopia yang subur. Pemukiman kuno ini memberikan gambaran jelas tentang manusia zaman batu pertengahan yang memiliki tekad. 

Namun, yang menjadi pertanyaan adalah seperti apa kehidupan sebelum, selama, dan setelah gunung berapi mengubah dunia mereka?

Menurut para arkeolog, penduduk Shinfa-Metema 1 memiliki kemampuan bertahan hidup yang luar biasa. Dengan mempelajari sisa-sisa makanan mereka, para ilmuwan menemukan bahwa manusia purba ini bukanlah pemakan yang pilih-pilih.

Makanan mereka berubah seiring dengan perubahan musim dan pasang surut sumber daya yang tersedia, seperti antelop, monyet, dan ikan. Mereka terampil berburu, mengumpulkan, dan kemungkinan memasak apapun yang bisa mereka temukan.

Kehadiran pecahan kaca vulkanik kecil di situs tersebut mengungkapkan bahwa letusan Toba bukanlah akhir bagi pemukiman-pemukiman kuno tersebut.


Wartawan : Ronatal Siahaan

Penulis : Asmaraloka Amerta

Komentar

Terpopuler